Judul :
Industri gula merupakan industri yang memiliki prospek besar dalam peningkatan ekonomi daerah, mengingat kebutuhan nasional yang mencapai lebih 3,25 juta ton pertahun hanya bisa dipenuhi produk nasional kurang dari 2 juta ton pertahun, sementara kekurangan lebih dari 1,25 juta ton per tahun masih mengandalkan pasokan import.
Manisnya manfaat dari industri gula ini dapat dijelaskan dengan mengibaratkan sebuah pabrik gula sebagai sebuah sepeda, dimana jika sebuah sepeda dikayuh oleh si pemakai maka dapat mengantar si pemakai kemanapun dengan lebih cepat dan murah, selain itu juga memberi manfaat lain yaitu dampak kesehatan bagi penggunanya karena kegiatan mengayuh sepeda dapat menjadi alternative olahraga dan tidak hanya itu, kegiatan bersepeda ini dapat juga bermanfaat bagi lingkungan sekitar karena dapat mengurangi emisi gas, begitu pula dengan prabrik gula yang jika beroperasi dengan baik selain mampu menghasilkan produk gula yang akan memenuhi kebutuhan gula nasional dan menghasilkan keuntungan bagi pabrik itu sendiri, pabrik gula juga dapat membawa manfaat yang besar bagi lingkungan sekitarnya, khususnya dalam mendongkrak ekonomi daerah sekitar pembangunan pabrik gula tersebut.
Pabrik gula beroperasi secara sistematik yang memiliki komponen yaitu input, proses, output, dengan mencermati setiap komponen tersebut maka penulis menemukan sejumlah potensi dalam meningkatkan ekonomi daerah melalui berbagai kegiatan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dibawah ini penulis akan mencoba untuk menguraikan potensi-potensi apa saja yang terkandung dalam setiap komponen tersebut.
Dari ilustrasi bagan diatas dapat kita lihat bahwa dari setiap komponen system ternyata tenaga kerja memegang peranan penting, hal ini dibuktikan dengan dibutuhkannya tenaga kerja pada setiap komponen produksi gula yaitu baik pada komponen input, proses bahkan sampai output atau distribusi produk, yang artinya sebuah pabrik gula akan mampu menyerap banyak sekali tenaga kerja yang akan ditempatkan dalam berbagai profesi seperti di kebun, sebagai tenaga tebang, sopir truck yang mengangkut tebu dari kebun ke lokasi pabrik, tenaga produksi, tenaga pembantu produksi, maupun tenaga pengangkut gula dari gudang ke truck (tengguluk), hal ini membuat terbukanya lapangan pekerjaan dan secara tidak langsung mengurangi tingkat pengangguran, sehingga perekonomian masyarakat sekitar semakin membaik. Berikut gambaran tingkat penyerapan tenaga kerja dalam sebuah perusahaan gula.
Selain tenaga kerja, komponen penting lainnya yaitu bahan baku dalam hal ini yaitu tanaman tebu. Berhubung sebagian besar pabrik gula tidak memiliki lahan untuk budidaya tebu, maka pabrik gula menyewa lahan untuk kebutuhan budidaya ini dari warga sekitar. Kegiatan sewa menyewa ini menciptakan pendapatan yang cukup signifikan bagi warga sekitar, karena kadang - kadang lahan yang disewakan adalah lahan tidur atau tidak produktif, sehingga tanah milik warga yang semula tidak menghasilkan pendapatan, akibat disewa oleh pabrik gula untuk budidaya tebu bisa menjadi sumber pendapatan bagi warga sekitar. Pendapatan tersebut dapat digunakan oleh warga untuk berbagai hal seperti membayar tenaga kerja yang dibutuhkan pada saat panen, sebagian untuk membeli bahan kebutuhan kebun (pupuk, pestisida, dll), dan sebagian lain dibelikan kebutuhan konsumsi, kegiatan-kegiatan ini akan menjadi penggerak perekonomian di daerah sekitar pabrik gula.
Pada proses produksi pengolahan bahan baku menjadi produk, ada satu hal yang sangat di butuhkan yaitu mesin-mesin pabrik dan perlengkapannya, potensi ekonomi dari sektor ini diperoleh dengan adanya keputusan direksi pabrik gula agar pengadaan bahan/barang dan jasa diadakan secara lokal, otomatis permintaan bahan/barang dan jasa yang sebelumnya sebagian besar diadakan secara terpusat di Kantor Direksi menjadi bisa diadakan secara lokal. Hal ini menciptakan peluang bagi pemasok – pemasok barang di sekitar wilayah pabrik gula untuk bisa memasok kebutuhan pabrik gula yang berarti juga meningkatnya peluang mereka untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.
Setelah proses produksi selesai, dan produk gula pun dihasilkan maka tahap selanjutnya yaitu distribusi produk dari pabrik kepada konsumen yang tersebar di berbagai daerah. Pada tahap ini juga memiliki potensi yang sangat tinggi untuk meningkatkan ekonomi daerah, karena dalam proses distribusi tersebut selain ada penyerapan tenaga kerja untuk mendistribusikan produk, juga dibutuhkan sarana dan prasarana untuk menunjang kelancaran proses pengiriman produk dari pabrik ke daerah tujuan, untuk itu pihak perusahaan akan memastikan bahwa sarana dan prasarana sudah memadai dan hal ini menimbulkan dampak bergulirnya roda ekonomi masyarakat sebagai akibat dari ramainya aktifitas sekitar pabrik, maka masyarakat pun dapat mengembangkan usaha-usaha yang menawarkan barang mapun jasa seperti warung, kos-kosan dll.
Peningkatan sarana dan prasarana di sekitar pabrik itu sendiri dilakukan melalui program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL). PKBL pada dasarnya adalah wujud kepedulian perusahaan terhadap kondisi masyarakat sekitar, khususnya untuk pengembangan usaha mikro, kecil, dan koperasi dari laba disisihkan, program ini terdiri dari dua yaitu program kemitraan dan program bina lingkungan. Pada program kemitraan perusahaan memberikan pinjaman lunak untuk keperluan pengembangan usaha sekaligus bimbingan manajemen dan perluasan akses pasar kepada masyarakat sekitar, sehingga dapat membantu pengembangan usaha masyarakat dan akhirnya akan meningkatkan kemandrian masyarakat serta menguatkan ekonomi masyarakat sekitar. Sedangkan program yang kedua adalah program bina lingkungan, salah satu bentuk realisasi program ini adalah alokasi dana untuk pembangunan sarana dan prasaran warga, misalnya perbaikan masjid, jalan, jembatan atau fasilitas umum lain melalui program PKBL juga secara langsung bisa menyerap tenaga kerja dari masyarakat disekitar pabrik gula, hal ini juga merupakan pendorong perekonomian daerah sekitar.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa berbeda dengan industri lainnya yang hanya akan berdiri congkak ditengah kehidupan masyarakat disekitarnya, pabrik gula dengan kemampuannya memberdayakan masyarakat justru akan tumbuh bersama seiring dengan bergolaknya ekonomi masyarakat sekitar yang akan berimbas pada sehatnya sektor ekonomi daerah. Jadi, dengan segudang potensi yang dimiliki oleh pabrik gula dalam penguatan ekonomi daerah, mengapa kita tidak memberi kesempatan pada industri yang satu ini untuk berkembang dan menunjukkan tajinya sebagai salah satu tombak pembangunan daerah.